CAKRAWALAJAMPANG – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus 6 persen pada tahun depan. Keyakinan itu muncul setelah pemerintah menyuntikkan likuiditas senilai Rp200 triliun, yang sebagian besar telah disalurkan melalui lima bank besar nasional.
Purbaya mengungkapkan, kebijakan tersebut menjadi langkah strategis pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang selama ini berjalan lambat pascapandemi COVID-19. Ia menilai, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5 persen, namun laju tersebut belum cukup untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.
Baca Juga: Pengurus Forki Dilantik, Bupati Minta Jalankan Penuh Tanggung Jawab Dedukasi dan KomitmenBerbicara dalam sebuah konferensi di Jakarta pada Kamis (9/10/2025), Purbaya mengatakan bahwa efek dari injeksi dana tersebut diharapkan mulai terlihat pada kuartal IV tahun 2025, ketika pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai di atas 5,5 persen, sebelum naik menjadi 6 persen pada tahun berikutnya.
“Investor asing tidak datang ke sini untuk membangun ekonomi Indonesia. Mereka datang untuk menikmati pertumbuhan Indonesia,” ujar Purbaya dengan nada tegas.
Dana likuiditas itu dialihkan dari simpanan pemerintah di bank sentral ke lima bank besar nasional, yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Hingga akhir September, sekitar 56 persen dari total dana tersebut telah disalurkan dalam bentuk kredit produktif ke berbagai sektor ekonomi.
Purbaya menjelaskan, langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan peredaran uang di pasar, tetapi juga memperkuat daya serap kredit dan mempercepat aktivitas ekonomi sektor riil, terutama pada industri manufaktur, pertanian, pariwisata, dan UMKM.
Selain menegaskan pentingnya koordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Purbaya menekankan bahwa kebijakan fiskal harus diimbangi dengan pengawasan ketat agar penyaluran dana tidak menimbulkan distorsi pasar atau tekanan inflasi.
Sebagai ekonom yang dikenal lugas, Purbaya baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025, menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang dikenal berhati-hati dalam mengelola perekonomian nasional selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Dandim Baru Kodim 0622/Kab. Sukabumi Ajak Anggota Jaga Marwah Satuan dan Ukir PrestasiLangkah cepat Purbaya ini menjadi sinyal bahwa pemerintahan baru ingin menunjukkan keberpihakan pada sektor riil, sekaligus menjawab janji kampanye Prabowo yang menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Dengan suntikan dana jumbo dan strategi fiskal agresif, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali melaju lebih cepat. Namun, sejumlah pengamat mengingatkan agar pemerintah tetap menjaga keseimbangan antara stimulus dan stabilitas ekonomi jangka panjang.
(1 dolar AS = 16.540 rupiah)